(Yogyakarta, 23/4/2024). Dinamika dan tantangan membangun masa depan digital Indonesia dikupas oleh tiga akademisi yang juga praktisi di bidangnya. Secara panel, Dr. Riant Nugroho seorang pakar kebijakan publik, Dr. Novi Kurnia pegarah Siberkreasi dan Yolanda P.D. S.IP, M.A. dari Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi), memberikan paparan yang bernas dan mendalam tentang bagaimana Indonesia, khususnya talenta digital, mesti menyikapi perkembangan yang ada. Panel tersebut berlangsung di kampus Sekolah Tinggi Multi Media (STMM) MMTC Yogyakarta, pada Selasa (23/4/2024).
Riant Nugroho, yang juga Tenaga Ahli Wakil Menteri Kominfo tersebut, memulai paparannya dengan menggarisbawahi bahwa kehadiran kecerdasan buatan (AI) telah merambah ke dalam kehidupan kita. Namun, ia memperingatkan bahwa jika manusia hanya mengandalkan kecerdasan digital tanpa mempertahankan kecerdasan manusia, hal itu dapat membawa resiko besar bagi masa depan. “Oleh karena itu, penting untuk memperkuat talenta digital, tidak hanya dalam hal penggunaan teknologi yang umum, tetapi juga dalam pengembangan keterampilan digital kreatif seperti kewirausahaan digital,” ujarnya. Tanpa hal tersebut, menurutnya, laksana otak kita yang kian dimanjakan tidak lagi banyak digunakan untuk mengingat, karena sudah ada aneka macam media penyimpanan digital.
Adapun Novi Kurnia menyoroti bahwa di era transformasi digital, kita dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk penyebaran hoax, hate speech, dan tipuan yang semakin mudah dilakukan melalui media digital. “Oleh karena itu, pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang kuat dalam literasi digital menjadi sangat penting. Indonesia telah membuat kemajuan dalam indeks literasi digital, tetapi masih dihadapkan pada tantangan, terutama dalam hal keamanan digital,” tegas Novi yang juga akademisi dari UGM dan koordinator Japelidi. Novi pun memberikan sejumlah contoh bagaimana literasi digital dapat dilakukan secara kreatif dan langsung terjun ke masyarakat sebagaimana yang dilaksanakan oleh Tular Nalar, Japelidi dan Siberkreasi.
Yolanda P.D pun menegaskan bahwa transformasi digital tidak hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang transformasi manusia. “Mempersiapkan masyarakat untuk menghadapi masa depan digital yang cepat berubah memerlukan peningkatan literasi digital, peningkatan kapasitas SDM, dan penyesuaian pendidikan dengan kebutuhan industri digital,” pungkasnya. Pentingnya peran talenta digital dari berbagai generasi, menurut staf pengajar di STMM MMTC Yogyakarta ini, tidak bisa diabaikan. Karena merekalah yang akan menjadi penggerak inovasi dan adopsi teknologi di masa depan. Dia pun mengajak sivitas akademika dimanapun untuk terus membangun dan mengasah kemampuan menggunakan teknologi digitalnya secara produktif dan kreatif.
Catatan:
- Kegiatan ini kerjasama antara STMM MMTC, Kominfo, Japelidi dan Siberkreasi
- Rekaman dokumentasi dan materi paparan silakan klik di sini
–
(sfr / dbu / siberkreasi)