Banyuwangi, 16 Juni 2023 – Kegiatan Komunitas Kreasi Digital (KKD) yang ke-lima kali ini hadir di Kota Banyuwangi setelah sebelumnya berhasil mengadakan di Kota Medan, Balikpapan, Surabaya, dan Makassar. Bertempat di Kokoon Hotel, pada hari Jumat, 16 Juni 2023, kegiatan ini dihadiri oleh 100 peserta yang terdiri dari kreator konten, komunitas, dan masyarakat umum. Dengan tema “How To Be A Successful Content Creator and Influencers” kegiatan ini mengajak masyarakat Banyuwangi untuk bisa berdaya di ruang digital. 

Dibuka dengan pemaparan materi mengenai empat pilar literasi digital yaitu Kecakapan Digital (Digital Skills), Keamanan Digital (Digital Safety), Budaya Digital (Digital Culture), dan Etika Digital (Digital Ethics). Materi empat pilar literasi digital di KKD Surabaya dipaparkan oleh Devie Rahmawati, Praktisi Media Sosial, Vokasi Universitas Indonesia. “Literasi digital itu sederhananya, gimana sih supaya kita bisa hidup bermakna dan berdampak di ruang digital. Nah persoalannya, orang mikirnya di digital nihl yang penting bisa foto-foto bisa sharing-sharing segala macem padahal nggak cukup kalo cuma tampil tapi tetep harus tau etikanya, tau budayanya, sama yang pasti safety nya jadi kunci nya di 4 senjata itu, terampil, etika, budaya, dan aman digital.” Devie juga mengajak para peserta untuk tetap bisa berdaya di ruang digital tanpa harus menjadi semua kreator konten, bisa juga menjadi marketing afiliasi, buka toko online, jual jasa, investasi, dan investasi. 

Selain Devie, hadir juga Achmad Rizki Fauzi selaku kreator konten di Banyuwangi yang akan membagikan bagaimana ekosistem kreator konten di Banyuwangi. “Kalo dulu Risskei cuma sendiri yang aktif tapi sekarang sudah banyak banget kreator-kreator lain di Banyuwangi, apalagi banyak sekali pariwisata di Banyuwangi. Dengan adanya kreator dan media sosial ini membuat pariwisata-pariwisata di Banyuwangi bisa diketahui oleh banyak orang,” jelasnya. Sebagai kreator konten yang disabilitas, Risskei tidak menganggap hal tersebut menjadi keterbatasan ia untuk berkarya di ruang digital. Dalam konten-kontennya pun ia menyelipkan edukasi dan motivasi terhadap para difabel. “Pentingnya menghargai diri sendiri, melihat kekurangan dan mengubahnya menjadi suatu hal yang bermanfaat” tambahnya. 

Sesi selanjutnya sekaligus sesi praktik, Edho Pratama atau biasa dikenal dengan Edho Zell, selaku CEO Social Bread dan Wakil Ketua Umum Siberkreasi bidang Kreatif, mengajak peserta untuk membuat konten yang tidak sembarang viral. “Mindset  konten viral harus diubah, viral di sini adalah salah satu cara mempertemukan kita dengan orang lain/orang baru,” ujarnya. Dalam sesi ini Edho memberikan tips yang dikemas dalam creative exercise dengan melibatkan peserta agar mampu berpikir kreatif, realisasi keunikan, kekompakan, dan bagaimana visualisasi yang menarik. “Nilai yang dipetik jika kita menjadi content creator kita harus bijak, pintar, kreatif,” tambah Edho. 

Sama seperti di kota sebelumnya, Edho membuat challenge berhadiah yaitu membuat konten di TikTok dengan tagar #BedaGapapa, sesuai dengan materi yang sudah disampaikan. Di challenge dan games tersebut, peserta mendapatkan beberapa hadiah seperti Tripod Ring Light untuk menunjang produksi konten bagi peserta. Lalu hadiah utama yaitu adalah smartphone bagi pemenang terpilih dalam challenge konten TikTok dengan tagar #BedaGapapa #KKDBanyuwangi.

Komunitas Kreasi Digital (KKD) adalah program Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi yang bekerja sama dengan Social Bread yang termasuk bagian dari program literasi digital untuk masyarakat umum dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

Adapun informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website gnld.siberkreasi.id atau media sosial Instagram @siberkreasi. (*)